Produk Handphone

Senin, 31 Oktober 2011

Srategi Komunikasi Kampanye


Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu stratos yang berarti tentara dan kata agein yang berarti memimpin. Dengan demikian strategi adalah dimaksudkan memimpin sekumpulan pasukan tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi secara harfiah adalah suatu kemampuan dan kecakapan seseorang dalam memimpin sekelompok orang. Sehingga dalam konsep militer diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of War), atau suatu metode atau cara dalam memenangkan peperangan.
            Untuk memahami lebih lanjut mengenai strategi itu, ada banyak definisi strategi salah satunya oleh Karl von Clausewitz (1780-1831) yang merumuskan strategi sebagai “suatu seni yang menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang”, sedangkan Marthin-Anderson (1968) merumuskan “Strategi adalah seni yang melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.(Cangara, 2009:292)
            Dalam perkembangannnya penempatan konsep strategi mengalami pergeseran makna, mengingat kemajuan jaman dan semakin kompleksnya aktifitas kehidupan manusia, maka strategi tidak lagi semata-mata dirancang dan digunakan oleh para jenderal saja dalam dunia militer. Kompleksitas kehidupan manusia dengan beragam jenis pekerjaan tentunya membutuhkan kecakapan khusus dari orang-orang tertentu dalam memimpin orang lain, mengarahkan orang lain demi tujuan tertentu. Oleh karena itu strategi banyak digunakan dalam lapangan kerja manusia dalam bidang politik, manajemen, sosial,dsb.
            Rumitnya persoalan-persoalan manusia dan pemecahannya, tentu membutuhkan startegi tersendiri untuk menyelesaikannya. Dalam bidang politik, contohnya, seorang calon kandidat yang ingin maju dan mendapatkan suara harus berjuang untuk menarik simpati dari para calon pemilih. Demikian pula dengan lembaga partai politik yang mendapatkan kursi di parlemen, harus berjuang agar memperoleh suara terbanyak dalam perolehan suara dalam pemilu agar dapat mendudukkan kadernya dan menguasai fraksi di parlemen.
             Mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang mudah, karena mendapatkan dukungan suara pemilih harus dilakukan dengan strategi tersendiri. Salah satu hal yang membuat calon pemilih mau memberikan suaranya karena antara want (keinginannya) dengan need (kebutuhannya) dapat dipenuhi oleh para calon atau partai politik. Keinginan-keinginan para calon pemilih kompleks dan beragam, namun tidak semua kandidat dapat memenuhinya karena keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Jika, seorang kandidat mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan para calon pemilih niscaya suaranya akan diberikan untuk mendukung calon tersebut
            Kompleksitas yang dimiliki oleh para pemilih karena berasal dari latar belakang, usia, agama, pendidikan, atau ideologi yang berbeda. Sehingga tidak mudah untuk menyatukan itu semua. Rumitnya memahami dan mengerti kebutuhan para calon pemilih membutuhkan pemecahan masalah tersendiri. Oleh karena itu dibutuhkan strategi tersendiri untuk meraih simpati sehingga pemilih mau memberikan dukungan suaranya dalam pemilu.
Kampanye berasal dari bahasa Inggris, yaitu campaign. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008) kampanye adalah kegiatan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing di parlemen dan sebagainya untuk mendapatkan dukungan massa pemilih di suatu pemungutan suara .           Menurut Kotler dan Roberto (1989) dalam Cangara, (2009: 284), Campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade others (the target adopters), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices and behavior.
            Menurut Imawan (1999) kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka bersedia bergabung dan mendukungnya. Oleh sebab itu, ide-ide yang kita lontarkan haruslah yang terbaik yang bisa dirumuskan serta dapat disampaikan sesuai dengan alam pikiran orang lain yang kita harapkan dukungannya. (Cangara, 2009: 276),
            Merujuk pada hal tersebut diatas, kampanye dapat diartikan sebagai aktivitas persuasi atau membujuk orang lain yakni pemilih (the target adopters) agar mau menerima pesan-pesan politik dari parpol dan kandidat (the change agent) untuk mengubah prilaku politik pemilih. Tidak hanya itu, diharapkan penerimaan pesan politik itu berujung pada perubahan sikap dan perilaku para pemilih pada saat di kotak suara untuk memilih partai politik atau calon tertentu. Untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan harus dilakukan melalui strategi kampanye yang dirancang dengan baik.
            Secara umum kampanye diartikan sebagai suatu kegiatan komunikasi verbal dan non verbal. Jadi, kampanye pada hakikatnya merupakan kegiatan penyampaian pesan politik baik secara langsung dalam bentuk verbal (lisan atau tulisan) dan secara verbal (gesture, mimik, gerakan anggota tubuh) oleh suatu organisasi baik itu partai politik atau tim kampanye untuk menarik simpati dan mendapatkan dukungan suara sehingga mendapatkan kekuasaan baik di parlemen  atau birokrasi.
            Kampanye bukan hanya pengiriman dan penerimaan pesan semata tetapi juga dalam melakukan proses tersebut ada cara yang ditempuh. Pesan politik untuk mempersuasi pemilih dilakukan melalui suatu strategi kampanye. Berdasarkan jenisnya kampanye politik, Arifin (2010: 247) membagi beberapa jenis kampanye politik antara lain:
1.      Kampanye dialogis
Kampanye dialogis atau kampanye tatap muka (antar persona) tanpa media perantara dimana seorang kandidat bertemu dan berdialog langsung dengan para calon pemilih. Melakukan hal-hal seperti jabat tangan, bercanda atau berfoto bersama
2.      Kampanye monologis
Kampanye monologis biasa juga disebut kampanye massa yang dilakukan di lapangan terbuka yang menampilkan para “juru kampanye” yang melakukan orasi politik
3.      Kampanye organisasi
Kampanye organisasi adalah kampanye politik yang mengandalkan dukungan organisasi lewat partai politik, kemudian organisasi sosial lalu kelompok penyokong. Kampanye ini biasa dilakukan oleh media massa melalui iklan kampanye. 
Adapun bentuk-bentuk kampanye dapat dilaksanakan dalam masa kampanye adalah (Abdullah, 2005:77):
1.      Pertemuan terbatas,
2.      Tatap muka,
3.      Penyebaran melalui media cetka dan media elektronik,
4.      Penyiaran melalui radio dan atau televisi,
5.      Penyebarluasan bahan kampanye kepada umum,
6.      Pemasangan alat peraga di tempat umum,
7.      Rapat umum,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar